Jawaban kepada saudara syukrans...

Posted on Wednesday, December 17, 2008 by Melica Shandra Ferra

Saya mengaku percaya akan kebenaran Alkitab dan
Yesus Kristus Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat
umat manusia, adalah melalui (atau disebabkan)
Al--Quran.
Sungguh ajaib! Tetapi memang
demikianlah sebenarnya.


Saya mendapatkan kebenaran ajaran Kristen ini,
sama sekali bukanlah disebabkan kepandaian atau
kecerdasan mempelajari Alkitab terlebih dahulu.
Juga tidak disebabkan penerangan para pendeta
atau Penginjil manapun. Hal ini dapat dimaklumi,
karena saya sendiri tadinya adalah seorang Muslim,
anggota/pengurus Muhammadiyah, mubaligh Islam.
Dalam tahun 1947 saya adalah salah seorang pelopor
/Ketua Kongres Ummat Islam se- Kalimantan di
Amuntai, bersama-sama dengan saudara K.H.
Idham Chalid. Dalam tahun 1950-51, adalah
sebagai Imam Tentera Pusroh Islam Angkatan Darat
di Banjarmasin dengan pangkat Letnan-ll.
Juga sebagai penulis Muslim dalam pelbagai
majalah Islam antara lain: Mingguan Adil di Solo,
Mingguan-Risalah Jihad di Jakarta, Mingguan
Anti Komunis di Bandung, dan lain-lain.
Lebih dari itu, saya adalah juga salah seorang
Anti Kristen yang agresif sejak tahun 1936 di
Muara Teweh (Barito); hingga tahun 1962
termasuk salah seorang bersimpati untuk
mendirikan Negara Islam di Indonesia, yang
sekaligus bermakna Anti Kristen. Karena itu tidak lah
mungkin sama sekali bagi saya untuk dapat
memahami isi Alkitab itu secara baik dan wajar.

Alkitab, memang sudah saya miliki sejak tahun 1936,
Saya membaca Alkitab bukanlah untuk mencari
kebenarannya, melainkan hanya untuk mencari
ayat-ayat yang dapat menunjang pendirian saya
sebagai seorang Muslim yang Anti Kristen, untuk
menyerang iman Kristen itu sendiri.


Sampai berumur 40 tahun, saya adalah
penghujat Jesus Kristus. Saya tidak percaya
bahkan menolak ke-Ilahi-an Jesus Kristus itu
sebagai Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat.
Pelbagai cara yang sudah saya lakukan untuk
menghinakan menolak kebenaran Jesus Kristus.

Tetapi begitu besar Kasih Allah, pada suatu
saat saya dicari, dijemput dan diselamatkan.
Dalam tahun 1962, dikala saya sedang
menyusun sesuatu naskah khotbah,
saya membaca ayat Quran s.AI
Maidah 68, yang berbunyi: "Qul ya ahlal kitabi lastum
'ala sya-in hatta tuqiemut taurata wa!
injil wa ma unzila alaikum min rabbikum.''
artinya: "Katakanlah! hai Alhi Kitab. Kamu
tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali
apabila kamu turuti Taurat dan Injil, dan
apa-apa yang diturunkan kepadamu dari pada
Tuhanmu''.

Ayat ini, bukanlah untuk pertama kali itu
saya baca, melainkan sudah ratusan kali.
Tetapi pada kali terakhir itu, Allah telah membisikan
dalam roh-jiwa saya, bahwa yang dimaksudkan
"Taurat dan Injil" dalam ayat Quran itu adalah
Taurat-lnjil yang ada terdapat dalam
Alkitab atau Bibel sekarang ini.
Pikiran saya sejak dahulu mengatakan,
bahwa Taurat dan Injil yang dimaksudkan
oleh Al-Quran itu secara phisik sudah tidak ada
lagi, dan isinya sekarang telah diintisarikan dalam
Al-Quran. Sedang Taurat Injil yang ada dalam
Alkitab sekarang ini, adalah yang palsu isinya
sudah diorak-arik oleh tangan manusia, dikurangi
dan ditambah dan lain-lain.


Roh jiwa saya selalu mengatakan bahwa Taurat Injil
itu adalah yang terdapat dalam Alkitab sekarang
benar adanya. Pikiran/otak saya selalu mengatakan:
tidak yang ada sekarang adalah Taurat--Injil palsu.
Roh jiwa saya mengatakan: bahwa Taurat-Injil
yang dimaksudkan itu adalah yang terdapat
dalam Alkitab sekarang . Pendapat pikiran/otak
saya sekarang bertolak belakang dengan kata hati
rohjiwa saya. Karenanya saya menjadi ragu,
bimbang, mana yang benar.Untuk mendapatkan
ketentraman, maka masalah ini saya bawa dalam
sembahyang tahjud (sembahyang tengah malam)
dengan doa istiharah, yaitu suatu doa kepada Allah
memohon agar diberi petunjuk tanda-tanda
kebenaran,
supaya Allah pilihkan buat saya mana yang benar
satu diantara dua macam pendapat ini.

Saya berdoa demikian:
"Ya Allah, khalik langit dan bumi; Allah-nya
orang-orang Islam, Allah-nya orang-orang
Kristen, Allah-nya orang-orang Budha, Allah-nya
bulan bintang, Allahnya lembah dan gunung-gunung,
Allah semesta alam, tunjukkan tanda-tanda
kebenaran Tuhan yang disebutkan dalam Quran
ini mengenai Taurat dan Injil itu. Apakah yang
dimaksud itu memang Taurat dan Injil yang sudah
tidak ada, yang sudah disarikan dalam Al-Quran.
Jika memang demikian, saya mohon agar Tuhan
teguhkan hatiku untuk tidak mempelajari Alkitab itu.
Tetapi kalau sekiranya yang dimaksudkan
"Taurat Injil"
dalam Quran itu, adalah memang kebenarannya
itu ada di dalam Alkitab (Bible) sekarang ini, saya
mohon kiranya Tuhan bukakan hatiku untuk lebih
bergairah membaca mempelajari Alkitab itu secara
jujur dan baik."

Saya tidak meminta pilihkan kepada siapa-siapapun,
tidak kepada pendeta, juga tidak kepada alim-ulama
Islam juga tidak kepada kawan-kawan saya yang
cerdas pandai, tetapi saya minta dipilihkan oleh
Allah Yang Maha Tahu dan Maha
Benar itu saja, agar dalam hal ini saya
mendapatkan satu pilihan yang benar-benar
''meyakinkan kebenarannya'', menurut kehendak
Allah itu sendiri.

Saya berdoa dengan sepenuh hati, benar-benar
menggantung harap atas petunjuk Allah
saja untuk memilihkan bagi saya suatu
kebenaran beragama.

Kenapa sampai begitu terarah saya memusatkan
pengharapan ini kepada Allah. Hal ini dapat
dimengerti bahwa setiap orang beragama
mempunyai keyakinan akan adanya kehidupan
sesudah kematian dunia fana ini. Dalam kehidupan
di alam baqa itu nanti, hanya ada dua tempat kita
berada, yaitu didalam penghukuman dukacita
api neraka, atau didalam sorga bersama Allah.
Saya tidak dapat meremehkan kehidupan ini.
Kalau kita membeli mas seberat 10 gram saja
yang bernilai harganya hanya beberapa puluh
ribu saja, kita sudah memerlukan pemeriksaan
dan pengujian yang begitu teliti, agar jangan tertipu
dan jangan ada penyesalan dibelakang hari, apapun
pula mengenai jiwa rohani kita yang akan datang,
perlu kita berprihatin memikirkannya, memeriksa
dan menguji kebenarannya beragama yang sesuai
dengan kehendak Allah pemilik kehidupan sorga itu
saja, agar kita tidak berpenyesalan sepanjang masa
karena kecerobohan kita sendiri. Saya tahu dan
meyakini, bahwa pemilik sorga dan neraka itu
adalah Allah sendiri. Dan justru itulah, saya tidak
meminta pilihkan, tidak meminta nasehat
pertimbangan manusia, baik seorang pendeta-Krisen,
maupun seorang Ulama Islam karena mereka itu
semuanya adalah manusia, yang pasti tidak tahu
persis tentang akan kebenaran yang sesuai dengan
kehendak Allah itu. Saya datang kepada Allah
pemilik kebenaran, pemilik sorga itu sendiri,
meminta menggantung harap, agar Allah itu
sendiri memberikan petunjuk kebenaran dalam
hal ini.

Puji Tuhan, semua pengharapan dan doa
saya ini terjawab dengan baik.
Pertanda bahwa kebenaran itu diberikan
dengan segala kenyataan yang sama sekali tidak
meragukan lagi. Patut dicatat, bahwa ayat-ayat
Quran selain dari Quran s.Almaidah 68 itu,
masih banyak ayat-ayat lain yang berkesan
kepada saya waktu itu antara lain juga;
Quran s.As Sajadah 23:
''Wa Laqad ataina Musa 'Ikitaaba fala
takun fimiryatim min liqaa-ih ..''
(Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada
Musa Alkitab (Taurat), maka janganlah
kamu (Muhammad) ragu-ragu menerimanya) .
Quran s. Al Maidah 46:
''Wa qaffainaa 'ala assyarihim bi
'Isa 'bni Maryama mushaddi qallima baina yadaihi
minat Taurati wa atai naahul Injila fieha
hudan wa nurun, wa mushaddi qallima baina
yadaihi minat Tauraati wa hudan
wamau' 'izhatan lilmuttaqien.''
(artinya: Dan kami iringkan jejak mereka
(nabi terdahulu) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil yang
ber-isikan petunjuk dan cahaya, dan membenarkan
kitab yang terdahulu yaitu Taurat, dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-
orang yang bertakwa).

Quran s.AI Maidah 47:
Wal yachkum ahlal Injili bimaa anzala
'llahu fichi wa manllam yachkum bimaa
anzala'llahu fa ulaa ika humul faasikuna.''
(artinya: Dan hendaklah orang-orang
pengikut Injil, memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.
Barang- siapa tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik.

Quran s.AI Baqarah 62:
'Inna'lladzina aamanu wal ladzina haduu
wan naasharaa wa shaabi iena min aamana
billahi walyaumil akhl~i wa 'amila shalichan
falahum ajruhum 'indrarabbihim wa lakhaufun
'alaihim wa la hum yachzanun, ''
(artinya: Sesungguhnya orang-orang yang percaya,
orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman/
percaya kepada Allah, hari kemudian dan beramal
saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan
mereka, dan tidak pula mereka berduka-cita).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Quran yang
menunjukkan bahwa Alkitab, yaitu Taurat dan
Injil itu adalah membawa kepada jalan kebenaran
sesuai dengan kehendak Allah.
Ayat-ayat Quran inilah yang menggugah pikiran
saya untuk menyelidiki lebih jauh akan
kebenaran isi Alkitab ini sebagaimana saya
katakan terdahulu, bahwa Allah telah
membisikan dalam roh-jiwa saya akan
kebenaran Alkitab itu.

Pada keesokan harinya, sesudah saya berdoa
Istiharah dalam sembahyang tahjud itu,
saya merasa ada perubahan yang sangat
nyata sekali. Waktu itu saya sudah memandang
Alkitab itu sebagai sahabat, tidaklah lagi
sebagai musuh. Pada pagi itu saya mengambil
Alkitab untuk dibaca dengan maksud
mengetahui dengan pasti isi kebenarannya
dengan baik dan jujur. Dengan mengucapkan
"Bismillahir rahmanir rahim",
atas nama Allah Yang Pemurah Lagi Penyayang, saya
buka Alkitab itu. Ayat yang hendak saya baca
dikala itu adalah Kitab Ulangan 18:15.
Kenapa ayat ini yang menjadi perhatian saya
untuk dibaca pada pertama kali itu? Karena ayat
inilah yang sering bahkan selalu saya jadikan
palu godam untuk memukul iman orang-orang
Kristen, baik ia seorang pendeta, maupun penginjil,
dengan maksud agar mereka mengakui dan
percaya akan kehadiran Muhammad sebagai
nabi yang dinubuatkan oleh Alkitab
antara lain dalam ayat Ulangan 18: 15 ini.
Dalam huruf yang sama, dalam kalimat yang
sama, dalam bahasa yang sama, juga dalam Alkitab
yang sama, namun pengertiannya telah berubah
dari pengertian saya yang sebelumnya.

Benar-benar saya menginsyafi sekarang,
bahwa Alkitab tertutup rapat, sulit dimengerti
oleh orang yang tidak percaya tetapi sebaliknya
ia menjadi terang dan mudah dimengerti bagi
mereka yang percaya, yang didalam hatinya dipenuhi
oleh Rohulkudus.

Bunyi kitab Ulangan 18 : 15 itu lengkapnya demikian:
"Seorang nabi dari tengan-tengahmu, dari
antara saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan dibangkitkan bagi-mu, oleh Tuhan Allahmu,
dialah yang harus kamu dengarkan".
Dulu ayat ini saya artikan merupakan petunjuk
adanya nubuat kenabian Muhammad. Karena dalam
kalimat: "seorang nabi sama seperti aku (Musa)" itu,
merupakan penunjukan kepada identitas
kenabian Muhammad itu, karena:

- Musa dilahirkan dengan beribu-bapa;Muhammad
pun dilahirkan sama dengan Musa, yaitu beribu-bapa.
Tidak sama dengan Isa Almasih, yang hanya dilahirkan
oleh seorang ibu, tetapi tanpa bapa. Musa diwaktu
besar -- dewasa -- nya kawin, Muhammad pun
juga waktu dewasanya kawin, sama dengan Musa.
Tidak sama dengan Isa Almasih, yang sama
sekali tidak pernah kawin.Musa dikaruniakan anak;
Muhammadpun juga dikaruniakan anak sama dengan
Musa. Tetapi Isa Almasih tidak pernah mempunyai anak,
kawinpun tidak pernah.Musa, diwaktu tuanya
mati dan dikuburkan, begitupun Muhammad waktu
tuanya mati dan dikuburkan. Tetapi Isa Almasih tidak
pernah mati, melainkan naik ke sorga, tidak dikuburkan.
Jadi nyatalah bahwa nats Ulangan 18 : 15 itu
menunjukkan kebenarannya
kehadiran Muhammad sebagai
nabi yang sudah dinubuatkan oleh Musa, dan sama
sekali bukan untuk kehadirannya Isa Almasih atau
Jesus Kristus sebagai nabi. Kehadirannya
Jesus Kristus menurut kepercayaan Kristen adalah
sebagai Anak Allah.

Tetapi pada hari itu, waktu saya membaca ayat
itu dengan perlahan-lahan serta dalam kesungguhan
hati untuk dimengerti, apa maksudnya yang
sebenarnya. Waktu saya
sampai kepada kalimat " ......................................
sama seperti aku Musa)." Rohulkudus membisikkan
didalam hati (roh) saya dengan mengatakan,
bahwa kalau yang hendak kamu samakan itu
adalah Muhammad dan Musa itu sama-sama
dilahirkan dengan beribu-bapa, bahkan seluruh
dunia ini manusia itu dilahirkan dengan beribu-bapa.
Bukan itu yang dimaksudkan sama disini. Jadi ciri
demikian ini sama sekali tidak dapat dijadikan
ciri dari kebenarannya nubuat itu.
Begitupun juga, kalau Muhammad dianggap sama
dengan Musa, disebabkan waktu dewasanya ia
kawin seperti Musa, banyak orang didunia ini
melakukan kawin-mawin. Jadi cara inipun sama
sekali tidak dapat dijadikan ciri dari kebenaran
nubuat itu bagi kehadiran Muhammad
sebagai nabi yang dinubuatkan.
Kalau Muhammad dianggap sama dengan Musa,
karena dikarunia anak sebagaimana juga Musa,
inipun tidak mungkin dijadikan ciri yang
menentukan kebenaran nubuat itu, karena
banyak orang didunia ini yang dikaruniai anak beranak.
Kalau Muhammad pada akhir hayatnya mati
dan dikuburka dianggap sama halnya dengan
Musa mati dan dikuburkan dianggap ciri kebenaran
nubuat itu. Inipun juga tidak dapat diterima untuk
dijadikan alasan kesamaan itu, karena semua
orang didunia ini memang mati dan dikuburkan.
Mati dan dikuburkan inipun,sama sekali
bukanlah merupakan ciri yang khas.

Nubuat Musa itu memang menunjuk kepada
kehadirannya Jesus Kristus, karena itu carilah
kesamaan-kesamaan Musa dengan
Jesus Kristus itu
dalam hal-hal yang khas--Unik--luar biasa.

Memang banyak hal kesamaan Jesus dengan Musa,
di dalam hal-hal yang unik dan khusus yang tidak
sama dengan kebanyakan orang lain, misalnya:

* Gara-gara Musa lahir, Firaun mengamuk,
anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah dibunuh.
Sama halnya dengan gara-gara Jesus lahir,
Herodes mengamuk anak laki-laki yang
berumur dua tahun kebawah
juga dibunuh. Diseluruh dunia, hanya dua pribadi ini
yang benar-benar sama peristiwanya.
* Musa dimasa kanak-kanaknya itu berada diluar
dari tanah tumpah darahnya sendiri, yaitu
berada di Mesir .Begitupun juga
ada kesamaannya dengan Jesus,
bahwa dimasa kanak-kanaknya Jesus juga berada
dalam pelarian di tanah Mesir diluar
dari tanah tumpah darahnya sendiri .
Tidak semua kanak-kanak mesti
menyingkir ke Mesir masa kanak-kanaknya.
* Musa sewaktu menjalankan karirnya sebagai nabi
utusan Allah mendapat Kuasa Allah yang dikenal
dengan sebutan, mukjizat, begitupun juga
dengan Jesus dalam karirnya
sebagai Firman yang Hidup,
mendapat Kuasa Allah berupa
mukjizat penyembuhan
dan menghidupkan orang mati.
* Musa membebaskan bangsa Israel dari belenggu
perbudakannya bangsa Mesir, dan Jesuspun
membebaskan bangsa Israel dari
belenggu perbudakan dosa.

Maka dengan adanya banyak bukti-bukti yang
menunjukkan adanya kesamaan-kesamaan yang
unik ini, dapatlah saya menyimpulkannya dengan
keyakinan bahwa nubuat yang tersebut dalam
Ulangan 18 :15 itu, bukanlah untuk menunjuk kepada
kehadirannya Muhammad sebagai nabi yang
dinubuatkan, tetapi adalah untuk menunjuk
kepada kehadirannya Jesus Kristus sebagai
Juruselamat, Firman yang Hidup.
Meskipun sudah demikian besar kasih Allah,
memberikan suatu tanda kebenaran Alkitab
sebagai Kitab Ilahi itu, namun saya tidaklah lantas
segera menjadi seorang Kristen.

Kenapa! ! !
Karena masih ada hal-hal yang belum dapat saya
menerima beberapa ajaran Kristen yang menyangkut
hal keiman-an terutama saya tidak dapat mengatakan
bahwa Jesus itu Anak Allah. Karena saya sedari
kanak-kanak sudah diajar dan kemudian saya sendiri
sudah mengajar, bahwa
"Allah itu tidak beranak, dan tidak diperanakkan"
(................Iam yalid wa lam yulad ..)
Juga saya tidak menyebut Jesus itu Tuhan.
Karena saya sudah diajar, kemudian saya juga sudah
mengajarkan,bahwa
"Tidak ada Tuhan kecuali Allah" (La ilaha illallah).
Saya juga belum dapat memahami makna
Allah Tritunggal itu. Karena saya sudah diajar dan
juga sudah mengajar, bahwa
"Kafirlah orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya
Allah.itu yang ketiga dari yang tiga".
(Laqad kafaral ladzina qalu innallaha
syalisyu syalaasyaht).

Juga saya tidak dapat menerima suatu pendapat
bahwa Jesus itu memang mati di kayu salib.
Kalau Jesus itu atau Isa Almasih itu seorang
nabi pesuruh kekasih Allah, apapun pula oleh
orang-orang Kristen dikatakan "Anak Allah",
begitu mudah dan leluasa orang-orang Yahudi
melakukan penganiayaan dan menyalibnya
hingga mati, kenapa Allah tidak membelanya,
malah membiarkan kekasihnya atau Anak-Nya itu
mati digantung orang dikayu salib. Kalau saya melihat
anak saya sendiri dianiaya orang, bahkan mau
digantung atau disalib itu, pastilah orang yang
menganiaya yang mau menyalibkan itu, akan
saya tubruk habis-habisan untuk membela anak saya
itu, apapun juga yang akan terjadi. Apakah memang
Allah itu serdiri sudah tidak berwibawa terhadap
orang-orang Yahudi. Peristiwa ini waktu itu benar-benar
saya tidak atau belum dapat menerimanya.

Untuk mendapatkan penjelasan ini, memang saya
sudah datang kepada beberapa pendeta atau para
penginjil untuk mendapatkan penjelasan, kenapa
Jesus disebut Anak Allah, kenapa Jesus disebut Tuhan.
Apa makha pengertiannya Allah Tritunggal itu.
Kenapa Jesus Anak Allah itu mati disalib oleh
orang-orang Yahudi. Juga masalah dogma
Dosa Warisan yang saya anggap
hukum Allah yang tidak adil.

Pada umumnya pendeta-pendeta ini memang
memberikan jawaban dan keterangan mengenai
masalah ini, cukup benar, tetapi bagi saya
waktu itu belum dapat menerimanya
keterangan-keterangan yang diungkapkan
waktu itu secara memuaskan. Hal ini disebabkan
perbedaan latar belakang yang berbeda,
yang begitu jauh, yang belum pernah ditelaah
dimana sebenarnya letak perbedaan itu,dan
mencarikan kesamaan pengertian didalam hal yang
berbeda itu. Mencari titik temu kesalah fahaman
pengertian yang berbeda ini perlulah ditelaah.

Hal ini dapat saya misalkan, bahwa kalau saya waktu
itu adalah dimisalkan sebuah Radio penerimanya,
dan pendeta yang dimisalkan Zender pengirimnya.
Meskipun kedua-duanya dalam keadaan baik,
tetapi karena berbeda gelombang penerima dan
pengirimnya, maka pesawat penerimanya tidak dapat
menangkap suara siaran penyiarnya.

Apa yang diuraikan oleh pendeta dan penginjil itu
hanyalah terdengar masuk kuping kiri keluar kuping
kanan karena saya tidak dapat memahami persis apa
yang pendeta uraikan itu. Begitupun apa yang saya
maksudkan, pendeta itu sendiri tidak dapat menangkap
secara persis apa yang saya maksudkan,
hingga penjelasannya diluar dari yang saya harapkan.
Sekali lagi saya jelaskan, bahwa hal ini bukanlah
disebabkan uraian pendeta itu salah, bukan tidak benar,
melainkan karena berbeda cara berpikir dan cara
penguraiannya, menyebabkan saling tidak mengerti
maksud masing-masing.

Tetapi saya sama sekali tidak berputus asa.
Saya tetap berkeyakinan, bahwa kalau untuk pertama
kalinya Allah sudah menolong saya, memilihkan
kebenaran bagi saya, tentulah Allah akan tetap
bukakan jalan bagi saya, pastilah Allah
akan memberikan Roh.kebenaranNya kepada
saya untuk mengerti sepenuhnya apa yang menjadi
batu sandungan saya itu. Karena itu saya selalu berdoa:

"Tuhan, tolonglah kiranya agar Tuhan sendiri
mengungkapkan kebenaran apa yang dimaksudkan
perkataan "Anak Allah" dan sebutan ''Tuhan''
bagi Jesus Kristus. Begitupun juga saya mohonkan
agar Tuhan mengungkapkan makna pengertian
Allah Tritunggal dan Rahasia Salib bagi Jesus Kristus
itu. Kalau Tuhan sudah berikan pertanda
bahwa Alkitab itu adalah benar Kitab Ilahi,
maka pastilah semua yang menjadi batu
sandungan saya ini akan Tuhan ungkapkan
pengertiannya melalui Alkitab, sebagai Firman Allah
yang tidak pernah berubah dari dahulu hingga
sekarang, bahkan selama-lamanya,
sampai pada kesudahan alam."

Memang !!!
Untuk kesekian kalinya Tuhan menolong saya
dengan roh kebenaranNya yaitu Rohulkudus
yang bekerja di dalam hati saya.Bagaimana pertolongan
Allah mengungkapkan semua batu sandungan
saya itu, baiklah pada kesempatan ini akan saya
jelaskan seluruhnya sebagai berikut:

1. JESUS DISEBUT ANAK ALLAH

Dalam Injil Yohannes 1: 1 dan 14 dikatakan demikian:
"Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah". (ayat-1 )
"Firman itu telah menjadi manu- sia dan diam diantara
kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih,
karunia dan kebenaran. (ayat :14).
Dalam nats ayat ini terungkaplah bahwa makna
Jesus itu disebut "Anak Allah". ialah dari hal
Firman Allah yang telah menjadi daging dalam
kelahiran Jesus Kristus. Dengan lain perkataan
juga Jesus dikatakan "Firman yang Hidup
'sebagaimana disebutkan da!am 1 Yohanes 1
Jadi jelaslah bahwa Jesus disebut Anak Allah,
bukanlah bermakna Allah beranak secara biologis
sebagaimana sering diartikan orang, bahkan
sayapun berpendapat demikian pada mulanya,
melainkan Firman Allah itu telah dinyatakan
didalam kelahiran Jesus orang Nazaret
atau Almasih Isa Ibnu Maryam.

Pengertian nats Alkitab disaksikan kebenarannya
oleh Muhammad sendiri yang mengatakan:
"Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu'-
(Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya).
(Hadits Anas bin Malik--Mutiara Hadits halaman 353).
Quran s.An Nisaa 171 mengatakan:
"Innamal Masihu 'Isa bnu Maryam~
Rasululahi wa Kalimatuhu
alqahaa ila Maryama wa Rohu, minhu..-'
(Sesungguhnya Almasih Isa ibnu Maryam
itu, adalah utusan Allah dan Firman-Nya
yang ditumpahkanNya kepada Maryam
dan Roh daripadaNya)-
Mengenai kata ''Kalimat" atau Firman Allah
yang menjadi jasad Jesus ini, Drs. Hasbullah Bakry
dalam bukunya yang berjudul-
"Nabi Isa dalam Al-Quran enz" halaman 109 mengatakan:
"Nabl Isa disebut sebagai Kalimah Allah
(Firman Yang Hidup--pen), disebabkan dia
adalah penjelmaan dari pada Firman Allah yang
ditujukan kepada Maryam untuk mengandung
Nabi Isa".
Karena itu sekarang saya sama sekali tidak akan
ragu lagi untuk mengatakan bahwa Jesus itu
"Anak Allah", yaitu merupakan Firman Yang Hidup.
Kalau dahulunya saya menyangkal menyebut
Jesus itu "Anak Allah", adalah disebabkan
mengartikan "Anak" disini secara biologis,
secara kemanusiawian.

Nats Al-Quran s.Al Ikhlas yang mengatakan
: " ..................Dialah Allah Yang Esa ...
tidak beranak dan tidak diperanakkan .."
yang sering dikemukakan oleh para mubaligh
Islam dikala itu, sebagai dalil untuk menolak
bahwa Allah itu mempunyai anak sebagaimana
halnya iman Kristen dengan penyebutan
''Yesus Anak Allah''.Sebenarnya ajaran Kristen
sendiri dapat menerima sepenuhnya mengaminkan
sepenuhnya ayat Quran ini, karena ajaran
Kristen sendiri sama sekali tidak pernah mengatakan
bahwa "Allah itu punya anak" dalam pengertian
secara biologis, yang oleh Quran itu disebut
dengan Istilah "walad".

Adapun Jesus disebut "Anak Allah" adalah dalam
pengertian mutasyabihat, yaitu Firman Allah yang
Hidup didalam Jesus Kristus,- bukan dalam
pengertian "walad",
melainkan dalam pengertisn "ibn".
Dalam masalah ini saya ingin meyakinkan,
bahwa tidak ada satu ayatpun dari Al-Quran
secara tegas menolak ajaran Alkitab diatas mengenai
sebutan "Anak Allah" bagi Jesus Kristus.
Yang Al Quran tolak adalah jika Jesus dianggap
Anak Allah dalam pengertian walad, yaitu anak
secara seksuil biologis kemanusiawian.

2. JESUS DISEBUT "TUHAN"

Kenapa Jesus disebut "Tuhan". Sebagaimana sudah
saya jelaskan terdahulu, bahwa saya sama sekali
tidak sanggup mengatakan "Jesus itu Tuhan",
atau mengatakan "Tuhan Jesus". Karena sedari
kecil saya diajar dan kemudian saya
mengajar bahwa"La ilaha illallah'- (tidak ada Tuhan kecuali Allah).
Apakah Jesus disebut Tuhan,
karena Dia dilahirkan tidak berbapa?
Tidak! Karena Adam juga dilahirkan tidak
berbapa bahkan tidak beribu,
Adam tidak pernah disebut "Tuhan".
Atau, apakah karena Jesus berbuat mukjizat?
Inipun juga tidak. Karena Musa pun juga
banyak berbuat mukjizat, Musa tidak pernah
disebut Tuhan.
Apakah disebabkan Jesus dapat menyembuhkan
penyakit kusta dan menghidupkan orang mati.
Inipun juga tidak. Karena Elisapun dapat
menyembuhkan orang penyakit kusta dan
menghidupkan orang mati,
Elisa tidak disebut Tuhan.

Atau apakah Jesus disebut Tuhan,
karena Dia mikraj naik ke sorga, Eliapun
mikraj naik kesorga, Elia tidak disebut Tuhan.

Kalau begitu, apa sebabnya Jesus itu disebut Tuhan.
Jesus disebut Tuhan, natsnya dapat saudara
hayati sebagaimana yang telah saya uraikan
terdahulu, yaitu terdapat dalam Injil Yohanes 1 :1
dan 14, bahwa Firman atau Allah itu telah menjadi
manusia dalam kelahiran Jesus Kristus. Karena itulah
dalam 1 Yohanes 1:1 dikatakan juga, bahwa:
Jesus adalah "Firman yang Hidup".

Dalam kata lain sering dipergunakan istilah
"Allah telah menjelma jadi manusia".
Kata "menjelma" atau kata dunia apa saja,
yang dikaitkan dengan "Allah", tidak boleh
diterjemahkan atau diartikan secara arti
kamus atau arti dunia.
Misalnya: "Allah ada", Manusia juga ada. Kata
"ada" yang dikaitkan dengan Allah, berbeda makna
pengertiannya dengan kata "ada" yang dikaitkan
dengan manusia.
Ada bagi Allah, berbeda struktur-nya denyan
ada bagi manusia. Ada bagi Allah, adalah karena
ada dengan sendirinya, zat wajibal wujud, tetapi
ada bagi manusia adalah karena diadakan--diciptakan.
Begitupun juga halnya dengan kata "menjelma"
bagi Allah, tidak boleh diterjemahkan--diartikan--
secara kamus bahasa dunia.

Menurut kamus bahasa dunia, kalau kucing
menjelma jadi gajah, bermakna kucingnya hilang,
yang ada hanya gajah. Kalau batu menjelma
menjadi emas, maka batu sudah tidak ada,
yang ada hanyalah emas.
Semuanya ini adalah pengertian "menjelma"
menurut kamus bahasa dunia yang berlaku.
Tetapi kata"menjelma" yang dikaitkan
dengan Allah, tidaklah demikian pengertiannya.
Menjelma yang dikaitkan kepada Allah tidak
membawa perubahan, karena Allah itu
tidak berubah (Malaekhi 3: 6).
Allah menjelma jadi manusia, tidaklah bermakna
Allah sudah tidak ada, yang ada hanyalah manusia.
Pendapat demikian memang tidak benar. Ingat!
Allah itu tidak berubah. Allah menjelma jadi manusia,
maka Allah tetap ada, dan manusiapun juga ada.
Jadi kata "menjelma" kita pergunakan hanyalah
merupakan kata analogi, kata yang diserupakan saja,
yang diandaikan saja, namun tetap tidak diartikan
secara karnus bahasa dunia, bahasa sehari-hari.
Allah menjelma jadi manusia, bermakna Allah
telah menyatakan dirinya,; menyatakan wujudnya,
mewahyukan karyanya dan lain-lain dalam pribadi
manusia yang nampak itu, dalam hal ini didalam
Jesus Kristus. Hal ini dapat kita hayati apa
yang diucapkan Jesus.

"bahwa Bapa didalam Aku dan
Aku didalam Bapa". (Yoh. 10: 38b)

"Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30)
"Barang siapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa". (Yoharies 14: 9b).

Rasul Paulus mengatakan :
"Sebab dalam Dialah
(Jesus, berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan ke-Allah-an." (Kolose

2:9).
Nats kedua yang menyatakan bahwa Jesus itu
''Tuhan'', dapat kita baca dalam Matius 28:18,
Jesus berka-ta:
"KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi.''

Rasul Paulus mengatakan:
"Dialah (Jesus), kepala semua
pemerintah dan penguasa." (Kolose 2:10).

Makna perkataan atau istilah "Tuhan", dalam
bahasa aslinya Yunani adalah: Kyrios.
Bahasa Ibrani: Yehova. Bahasa Inggeris Lord,
Bahasa Arab, Rabb, yang kesemuanya itu bermakna
''penguasa''

Allahu Rabbul 'alamin, artinya:
Allah Penguasa (Tuhan) semesta alam.
" ...innallaha ja'ala Yasu'a hadza'lladzi shalabtumuhu
antum Rabba wa Masichan".....sesungguhnya
Allah telah menjadikan Jesus yang kamu salibkan
itu Tuhan dan Kristus". (A'malul-Rasuli--Kis. 2:36).
Disini jelas ada perbedaan antara istilah ''ALLAH''
dan istilah "TUHAN". Allah dan Tuhan memang satu.
Tidak ada sesuatu apapun yang disebut Tuhan,
kecuali hanya Allah. Namun kedua macam
sebutan itu berbeda.

ALLAH, dalam bahasa Ibrani dikatakan
E'loah atau El'ohim bahasa Grika: Theo.
Bahasa Inggris: God, Bahasa Arab: Allah.
Merupakan wujud pribadi atau Oknum alkhalik,
pencipta semesta alam.
TUHAN dalambahasalbrani :
Yahova bahasa Grika dikatakan Kyrios.
Bahasa Inggeris; Lord. Bahasa Arab: Rabb.
Bahasa Indonesia: Tuhan. Bermakna :
Penguasa merupakan fungsionil Allah,
kewibawaan Allah.

Ke-Tuhan-an Allah, atau kewibawaan Allah,
dalam Kristologi ada tiga, yaitu: 1) Mencipta,
(2) Berfirman, dan (3). Membimbing,
memberi taufik dan hidayaht. Ke-Tuhan-an Allah
berfirman, dan ke-Tuhan-En Allah membimbing ada
di dalam Jesus Kristus pribadi. Dan itu- lah sebab
ya Jesus dikatakan "Firman yang Hidup"
dan "Juruselamat".

Jesus sebagai Firman yang Hidup melaksanakan
keTuhan-an Allah berfirman dan penyelamat, dan
itulah pula sebabnya Jesus dijadikan
"Tuhan' oleh Allah.(Kis. 2:36, Kolose 2 :10).
Alkitab mengatakan: " ..dilimpahkan kuasa seluruhnya
baik yang dibumi maupun yang disorga kepada
Jesus." (bacalah lengkapnya Matius 28:1 Cool!
Tuhan Jesus, bermakna bahwa Jesus penguasa,
yang berkuasa menyelamatkan dengan sempurna,
Jesus Juruselamat kita semua, Firman yang Hidup.
Jesus memperingatkan:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6).

Patut dicatat, bahwa yang menjadi batu sandungan
saya tidak dapat menyebut Jesus itu Tuhan,
adalah karena saya sudah diajar dan mengajar,
bahwa: "La ilaha illallah"
(Tidak ada Tuhan, kecuali Allah).
Terjemahan ini kurang tepat. Tepatnya terjemahan
makna: "La ilaha illallah" itu, ialah:
'Tidak ada ilah kecuali Allah". Jika demikian, maka
sama sekali tidak bertentangan dengan Alkitab.
Karena dalam Keluaran 20: 3 dikatakan demikian:
Jangan ada padamu Allah (ilah) lain dihadapanKu".
Karena itu dapat saya tegaskan bahwa ke Tuhan-an
Jesus itu tersimpul dalam kesaksian Muhammad yang
mengatakan 'Isa faa innahu Rohullah wa
Kalimatuhu': (Jesus itu sesungguhnya Roh
Allah dan Firman-Nya).

3. TAUHID KRISTIANI

Tauhid Kristiani, istilah ini memang terasa
asing kedengarannya, karena memang jarang
dipergunakan dalam istilah-istilah Theologia Kristen.
Tauhid Kristiani, bermakna ajaran Kristen
untuk mengenal pengertian ke-Esa-an Allah Tritunggal.
Ke-Maha-Esa-an Allah Tritunggal yang menjadi
iman Kristen ini sering diperdebatkan orang, yang
pada umumnya masih kurang difahami oleh
saudara-saudara kita yang berlatar
belakang pendidikan Islam.

Allah Yang Maha-Esa
----------------------------
Setiap orang Muslim, berkeyakinan akan adanya
Allah Yang Maha Esa, yang dikenal dalam Ilmu Tauhid
Islam adalah merupakan masalah yang tidak
mungkin dapat dirobah, apapun pula untuk dihapuskan.
Sementara itu, dalam kepercayaan Agama Kristen,
juga mempunyai keyakinan yang sama. Ucapan
orang-orang Kristen selalu mengatakan adanya
ke-Tuhanan Yang Maha-Esa, atau Allah Yang Maha Esa.

Timbul pertanyaan, apakah pandangan
Islam dan Kristen mengenai pengertian Ke-Maha-Esa-an
Allah ini memang sama?
Ya, memang sama. Dalam ajaran Agama Islam,
ke-Esa-an Allah ini dijelaskan dalam Quran
antara lain Q.S. Al Ikhlas 1, Qs.AI Baqarah 163, QS.
Almaidah 73 b, dan lain-lain.

Sementara itu juga dalam Alkitab diuraikan tentang
ke Maha-Esa-an Allah ini, antara lain:
Yesaya 45:5 Akulah Tuhan dan tidak ada yang
lain, kecuali Aku tidak ada Allah".
Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya
Allah yang benar, dan mengenal Jesus Kristus
yang telah Engkau utus".
1 Kor 8:4b.........dan tidak ada Allah lain dari
pada Allah Yang Esa". 1 Kor 8:6 ".......bagi kita hanya
ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya
berasal segala sesuatu yang untuk Dia kita hidup........"

Melihat kepada kenyataan nats Alkitab ini,
maka saya sarma sekaii tidak bimbang lagi,
bahwa pendirian saya atau keyakinan saya
sendiri dahulu sebagai Muslim, dan sekarang ini
sebagai seorang Kristen, sama sekali tidak
membawa perubahan-perubahan sedikitpun
tentang Tauhid ke-Esa-an Allah itu . Dengan lain
perkataan, bahwa meskipun saya dewasa ini
menyatakan diri pribadi saya sebagai orang Kristen,
namun tidaklah berarti telah meninggalkan ajaran
Tauhid atau menolak kebenaran keMaha-Esaan
Allah itu, malah saya merasakan lebih memurnikan
Jadi dapat saya yakinkan bahwa tidaklah
benar duga-dugaan orang bahwa agama Kristen
itu adalah memperkosa ajaran Tauhid, menolak
ke-Maha Esa-an Allah. Malah saya dapat
meyakinkan, bahwa ajaran Kristen itu,
sunguh-sungguh memurnikan pengajaran Tauhid
keMaha-Esa-an Allah. Tauhid Kristiani
sungguh murni dan terunggul.Masalah ini
dapat kita uji. Dan silahkan memperhatikan
uraian Masalah syirk dibawah ini.

Masalah Syirik
-------------------
Dalam ajaran Islam, masalah syirk adalah merupakan
hal yang perlu diperhatikan dengan seksama,
agar pengakuan ke Maha Esa-an Allah itu tidak
bercacat. Demikian pun juga dalam ajaran Kristiani
Masalah ini perlu diperhatikan.
Syirk, dalam ajaran Islam adalah merupakan
dosa yang tidak terampunkan. Sebab itulah
mengenai masalah Syirk ini sangat menjadi perhatian
saya yang sungguh dalam usaha
perbandingan agama ini, selalu saya
telaah dengan seksama, apakah dalam
ajaran Kristen itu sendiri terdapat unsur syirk ini.-

Mula pertama saya menemukan satu nats
Alkitab yang berbunyi: "Jangan ada padamu
Allah (ilah) lain dihadapanKu. Jangan membuat
bagimu patung yang menyerupai apapun ..
Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya." (Keluaran 20:3-5)
Dalam Surat 1 Yohanes 5:21 memperingatkan
"Anak-anakku, waspadalah terhadap segala
berhala."Mengenai masalah berhala ini haruslah
ditetapkan bagaimana sesuatu benda itu disebut
"berhala" Sebab bukan setiap patung dikatakan
berhala, Semua benda-benda itu akan menjadi
berhala atau sudah diberhalakan, jika terhadapnya
orang melakukan sesuatu ibadah,
bersujud serta menggantungkan harap
berdoa kepadanya.
Termasuk syirk-lah juga hukumnya, yang
mempercayai adanya ilmu-ilmu ghaib
dukun-dukun peramal nasib, penenung-penenung
dengan pelbagai cara/sarana mantera dengan
alat-alat kemenyan dan pedupaan sebagai
sarana pemanggil atau pengantar roh-roh orang mati.
Alkitab dengan tegas sekali memperingatkan,
agar kita jangan melibatkan diri, melainkan
hendaklah menjauhinya dari ilmu pedukunan ini,
seperti yang tersurat dalam Kitab
Ulangan 18: 10-13 yang bunyinya demikian:

"Diantaramu janganlah didapati seorangpun
yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau
perempuan sebagai korban dalam api,
ataupun seorang yang menjadi petenung,
seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
seorang pemantera ataupun seorang yang bertanya
kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang
meminta petunjuk kepada orang mati. Sebab setiap
orang yang melakukan hal-hal ini adahh kekejian
bagi Tuhan, dan oleh karens kekejian inilah
Tuhan Allahmu menghalau mereka dari hadapanmu.
Haruslah engkau hidup dengan tidak tercela
dihadapan Tuhan Allahmu". (Ulangan 18:10-13)

Mengenai masalah syirk ini dapat saya
simpulkan, bahwa:
1. Agama Kristen mutlak mengakui bahwa
Allah itu Esa. Hanya kepada
Allah yang Esa itulah saja setiap
orang wajib menyembah dan berbakti.
Berbuat lain daripada itu adalah dosa yang berat.
(Baca: Lukas 4:8, Matius 4:10, Ulangan 6:13,
Yosua 24:14-15, dan lain-lain.
2. Dalam merealisasi ke-Esa-an Allah ini,
ajaran Tauhid Kristiani, tidak membenarkan adanya
ilah-ilah lain dihadirat Allah berupa apapun juga,
seperti patung- patung ukiran dalam segala bentuk,
berhala-berhala berupa bangunan atau batu-batu
buatan manusia atau pun alamiyah, meskipun
dengan sebutan ka'bah baitullah sekalipun,
baik berwarna putih, merah ataupun hitam,
tidaklah dibenarkan untuk bersembah sujud di
hadapan atau di bawahnya sebagai suatu
ibadah kebaktian. (Bacalah: Keluaran 20:3-5).

3. Seorang Kristen yang baik menurut Alkitab,
ia akan menjauhkan diri dari berbuat atau
mempercayai ramalan-ramalan atau
mantera-mantera para dukun, jimat-jimat,
meskipun terbuat dari Kitab Suci apa saja,
pembakaran dupa dan kemenyan sebagai
pemanggil dan penolak roh-roh yang mati
dan lain-lain. Ia haruslah bebas dari ketakutan
pengaruh tahyul, roh-roh kegelapan.
(Bacalah: Ulangan 18:10-13).

4. Seorang Kristen Alkitabiyah tidak usah takut,
bahkan tidak akan khawatir dengan pengaruhnya
roh-roh jahat atau sesuatu yang dapat ditafsirkan
sebagai kekuatann-kekuatan ghaib,
kuasa gelap. Dalam banyak hal Alkitab telah
menyatakan bahwa kuasa Kristus me- nundukan
semua tipu daya roh-roh jahat dan
takluk kepadanya maka sudah seharusnya juga
roh-roh jahat itu takluk kepada orang-orang
Kristen pengikut Kristus
(Bacalah: Yohanes 14: 12,
Markus 16:17, dan lain-lain) .

5. Orang-orang Kristen tidak akan memandang
benda-benda tertentu, misalnya batu cincin,
keris, jimat dan lain-lain sejenisnya seolah-olah
memiliki ke-ampuhan ghaib istimewa.
Keampuhan istimewa bagi ajaran Kristen
hanyalah Roh Allah:yaitu Rohulkudus
(Baca: Roma 14:17-18 dan lain-lain.).

6. Baik ketakutan, rasa-gelisah, rasa kuatir,
maupun keperluan-keperluan hidup lainnya,
bagi setiap orang Kristen, adalah suatu hal yang
yang perlu dibawa kehadirat Allah dengan doa,
karena hanyalah Dia saja yang dapat memahami
keperluan-keperluan kita yang sebenarnya dan dapat
memenuhi Doa kita.
(Maz. 5:3, Mat 6:25-34; Mat 7:7-Cool.

Bukan kepada kubur-kubur keramat,
bahkan juga tidak kepada kubur-kubur para nabi
sekalipun. Akhirnya dengan sadar,
dapatlah saya meyakini dan percayalah,
bahwa inilah Tauhid Kristiani..
Tauhid yang terunggul dan termurni.

4. ALLAH TRITUNGGAL MAHA ESA

Sebelum saya menerima pertobatan dalam
Jesus Kristus memang masalah doktrin Tritunggal ini
menjadi sandungan. Bahkan menjadi sandungan
banyak orang. Halnya adalah hanya disebabkan salah
mengerti memahami ajaran iman Kristiani ini.
Ajaran dan kebenarannya pengertian
"Allah Tritunggal" itu telah saya ketemukan,
yang sama sekali tidaklah memperkosa
makna Tauhid ke-Esa-an Allah itu sendiri.

Quran s.AI Maidah 73 yang mengatakan:
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan bahwasanya Allah yang
ketiga, dari tiga. "(teks aslinya:
Laqad kafaral ladzina qaalu innal
laha syalisyu syalaasyht ..........." Juga Quran
s.An Nissa 171c mengatakan:
"Janganlah kamu katakan Allah itu
Tiga" (wa la taqulu syalasyht).

Ayat-ayat Quran ini sering dikemukakan
oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam,
termasuk saya sendiri waktu dulu, sebagai
dalil untuk menolak faham Tritunggal yang dianut
oleh iman orang-orang Kristen.
Ayat-ayat Quran ini jelas menolak faham
Tritheisme (ke-Tiga Allah-an) dan bukanlah
menolak faham-Allah Tritunggal (Trinitas)
ajaran imannya orang-orang Kristen.
Bagi orang Kristen ayat Quran ini sangat dihargai
karena ajaran Kristen juga menentang
setiap faham dalam bentuk Polytheisme
dalam mana termasuk faham
Tritheisme ini, yaitu faham ke-rlga Allah-an.
Disamping itu, ajaran Kristen juga menentang
faham-faham Atheisme Pantheisme.
Alkitab telah menggariskan kepercayaan
kepada Allah itu demikian: "Shema Israel!
Dengarlah olehmu hai Israel; sesunggunnya
Tuhan, Allah kita. Tuhan itu Esa adanya.
" Ulangan 6:4

Dalam Kitab Yesaya 45:5 dikatakan:
"Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.
Kecuali Aku tidak ada Allah."

Dalam Injil Yohanes 17:3 dikatakan:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau satu-satunya
Allah yang Benar, dan mengenal Jesus Kristus
yang telah Engkau utus."
Tidak ada kemungkinan barang sedikitpun,
bahwa pengakuan Allah Tritunggal itu,
berlawanan dengan keMaha Esa-an Allah Yang
Maha Esa itu, bukanlah berarti Tiga Allah bersatu
dalam satu kesatuan, sebagaimana sering
ditafsirkan orang.

Rumus Allah Tritunggal sering dituliskan orang
dengan angka: 1 = 3, 3 = 1, bermakna sebagai
berikut: 1 = 3, yaitu SATU zat Allah, didalam
TIGA Qudrat Kuasa Allah,
(Tiga Qudrat Kuasa Allah itu, ialah:
(1 ) Mencipta, (2) Berfirman, dan (3) Bertindak,
(Menolong, membimbing,
memberi taufik, dan hidayah).
Mencipta, dengan kata lain disebut ''Bapa''.
Berfirman, dengan kata lain disebut "Anak".
Membimbing, dengan kata lain
disebut "Rohulkudus".
3= 1, yaitu TIGA oknum Ilahi
(Bapa, Anak dan Rohulkudus),
adalah SATU wujud zat Allah Yang
Maha Esa dan Maha Kuasa.

Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan
Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan
lagi sebagai berikut:

(1) ALLAH alkhalik, dengan kata lain disebut "Bapa"
adalah sebagai pencipta semesta alam,
(sebanding dengan kata sifat "Qadirun = Berkuasa"
dalam ajaran Islam).

(2) FIRMAN, dengan Kata lain disebut "Anak"
yang telah jadi jasad manusia dalam kelahiran
Jesus, sebagai Firman yang hidup, untuk
menyampaikan hukum-hukum Allah,
kehendak-kehendak Allah, menyatakan
janji-janji Allah, dan lain-lain kepada umat manusia,
berbicara dalam bahasa manusia.
(Sebanding dengan sifat "Muridun = Berkehendak"
dalam ajaran llmu Tauhid Islam).

(3) ROH ALLAH, dengan kata lain
disebut "Rohulkudus", yang memberi
Taufik dan Hidayaht (pertolongan dan bimbingan
Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya
dan bertakwa kepadaNya.
(Sebanding dengan sifat :
"Hawun = Hidup" dalam ajaran Islam).

Ketiga unsur diatas ini
(Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus)
digambarkan masing-masing sebagai oknum
(sebanding dengan istilah "Sifat" dalam ajaran Islam)
adalah Esa dalam wujud zat Allah,
yang tidak terpisahkan satu sama lainnya,
sama kuasanya sama kekalnya tidak ada yang
terdahulu atau terkemudian diantara
satu dengan yang lain.
Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus,
dapat diucapkan dalam sepatah kata, yaitu:
"ALLAH". Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan:
"Bismil Ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi
(Dengan nama Bapa dan Anak dan Rohulkudus).
Aba, Ibni, Rohulkudusi = Allah.
Dalam bahasa Arab dapat dibaca ringkas:
"Bismillah'. Kata Bismillah ini mengandung
unsur ke-Tri- tunggal-an iman Kristiani.

Dengan susunan kalimat bentuk lain masih
dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
1. ALLAH disebut"Bapa", adalah dalam
aktivitasNya sebagai alkhalik, pencipta semesta alam,
Maha Kuasa. (Qadirun = Berkuasa).
2. ALLAH itu juga, disebut "Anak" atau
dengan kata lain disebut "Firman" (Yoh. 1:14),
atau "Firman yang Hidup" (1 Yoh. 1:1),
adalah dalam aktivitasNya sebagai
pemberi amaran/perintah menetapkan huku,
menyatakan kehendak, menyatakan janji-janji
Allah kepada umat manusia. Anak atau Firman ini
telah menjadi daging dalam rupa manusia,
yaitu kelahirannya Jesus Kristus
(muridun= berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga, bukan Allah yang lain
lagi, dikatakan "Rohulkudus" atau Roh kebenaran,
adalah dalam aktivitasnya sebagai pemberi Taufik
dan Hidayaht, memimpin rohani orang-orang
Kristen membawa kepada kebenaran,
hidup yang kekal (Hayyun = Hidup).

Sebab itu dengan penyebutan "Allah Bapa"
atau "Allah Anak", ataupun "Allah Rohulkudus",
tidaklah sama sekali menunjuk kepada
makna jumlah banyaknya tiga Allah,
meskipun terjadi tiga kali disebut nama Allah,
namun Allah itu adalah tetap hanya Esa, tidak lebih.

Penyebutan yang berbeda, hanyalah sekedar
menunjukkan adanya perbedaan aktivitas, yaitu:

a. disebut "Bapa" atau "Allah Bapa" adalah
sebagai alkhalik, pencipta semesta alam,
yang Maha Kuasa (Qadirun) .

b. disebut "Anak" atau "Allah Anak" adalah
sebagai Firman yang hidup, berbicara kepada
manusia dalam bahasa manusia (Muridun).

c. disebut "Rohulkudus" adalah sebagai
pemberi Taufik dan Hidayaht, pembimbing
rohani umat manusia yang percaya,
hidup dalam Roh Kebenaran (Hayyun).

Jadi jelaslah kiranya, bahwa ke-Maha-Esa-an
Allah Tritunggal didalam iman Kristen,
sama sekali tidaklah berarti memperkosa
ajaran Tauhid, dan tidaklah juga diartikan
sebagai satu kesatuan yang terdiri dari
beberapa Allah atau beberapa Tuhan,
seperti sering disalah tafsirkan orang.
Al-Quran sama sekali tidak menentang
atau menolak akan pengertian Allah
Tritunggal iman Kristen ini. Yang ditolak oleh
Quran seperti yang disebut dalam
Qs. Al-Maidah 73 itu, ataupun Qs. An Nisaa 171,
adalah faham ke-Tiga Allahan atau Tritheisme.
Ajaran Kristenpun menolak faham Tritheisme
atau ke-Tiga Allah-an ini.
Sebab itu yakinlah bahwa tidak ada satu
ayatpun Quran menentang "Allah Tritunggal"
iman Kristen ini.

5. KEMATIAN DAN KEBANGKITAN JESUS
KRISTUS

Quran surat.An Nisa 157 mengatakan:
"-dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya
kami telah membunuh Almasih Isa anak Maryam
seorang Rasul Allah, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak menyalibnya,
melainkan orang yang diserupakan dengan dia.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
faham tentang (pembunuhan) Isa itu benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu."

Nats Quran ini, dipergunakan pada umumnya oleh
para mubaligh Islam termasuk saya sendiri waktu
dulu dalam kedudukan saya sebagai seorang
mubaligh Islam untuk menolak kebenarannya
Jesus Kristus itu mati di kayu salib.
Saya waktu itu berpendapat, bahwa tidak
mungkin seorang kekasih Allah yang
menjadi rasul-Nya itu, Allah sendiri- '
tidak memberikan perlindungan barang sedikitpun,
malah membiarkan Isa Almasih (Jesus Kristus) itu
mati diatas kayu salib. Apapun pula seperti yang
dikatakan orang-orang Kristen itu, bahwa Jesus itu
adalah Anak Allah, tidak mungkin kalau Allah Bapa,
tidak memberikan perlindungan barang sedikitpun.

Setelah saya meyakini bahwa Alkitab itu
ditunjang kebenarannya oleh Al-Quran
sebagaimana saya-telah diilhami dengan
ayatnya Qs. Al Maidah 68 dan lain-lain itu,
maka masalah "Kematian Jesus dikayu salib" ini,
perlu saya tinjau kembali, diselidiki secara jujur,
baik dari apa yang ditulis dalam Quran itu,
maupun apa yang diwartakan dalam Alkitab,

Maka akhirnya dapatlah saya menarik suatu
kesimpulan yang meyakinkan sebagai berikut:

1. Menurut Quran tersebut, ternyatalah bahwa
memang telah terjadi peristiwa "seseorang
telah disalib dan mati' tetapi tidak
dipastikan siapa yang mati itu.
Quran menyangkal bahwa yang mati itu adalah Isa
Almasih, atau Jesus Kristus. Ada yang mengatakan
bahwa yang disalib dan mati itu,
adalah Yahuza atau Yudas.

2. Menurut Quran itu juga dikatakan bahwa ada
orang-orang memang mengatakan dengan yakin.
bahwa sesungguhnya mereka telah
"membunuh Jesus" itu.
Sekarang saya harus mencari keterangan yang
meyakinkan, siapakah sebenarnya yang disalib
dan mati itu, Jesus atau orang lain.

Untuk mendapatkan keterangan ini, kita haruslah
mencari bukti suatu dokumentasi sejarah
yang objektip. Hal ini adalah Alkitab,
merupakan dokumentasi yang terbuka
yang dapat menjadi bahan informasi.

Cerita mengenai kematian Jesus di kayu salib itu,
terdapat dalam empat Injil yang masing-masing
ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Kesaksian dari 4 penulis Injil ini adalah
merupakan kesaksian mata yang mereka
lihat dan alami sendiri. Kalau kita berpijak
kepada ketentuan hukum bahwa kesaksian
2 atau 3 orang yang melihat sendiri dalam
sesuatu peristiwa, sudah cukup bahwa
sesuatunya itu diteguhkan sebagai hal
yang benar secara hukum. (Ulangan 17: 6--7).
Sebab itu kesaksian dari 4 penulis Injil ini
yang mereka masing-masing melihat sendiri
tentang benarnya terjadi itu peristiwa Jesus
disalib dan mati, adalah merupakan kesaksian
yang benar dan syah serta meyakinkan
kebenarannya dapat dipercaya, dibandingkan
dengan kesaksian Al-Quran atau Muhammad
yang ditulis sesudah enam abad kemudian
dengan hanya merupakan dugaan-dugaan
yang tidak meyakinkan, karena memang
tidak menyaksikan sendiri.

Kesaksian yang lain dapat juga ditambahkan,
bahwa waktu Jesus dinyatakan mati oleh
kepala pasukan, maka Yusuf Arimatea datang
kepada Pontius Pilatus untuk meminta mayat
tersebut untuk dikuburkan.
Permintaan itu dikabulkan (Markus 15:41-46).
Seandainya yang diturunkan dari Salib itu
bukan Jesus, pastilah Yusuf Arimatea menolaknya
atau memberikan keterangan ketidak benarannya itu.

Bukti lain lagi, adalah orang-orang Yahudi
meminta kepada Pontius agar kuburan Jesus dijaga.
Permintaan inipun dikabulkan. Seandainya yang
dikuburkan itu bukan Jesus, tidaklah mungkin
orang-orang Yahudi itu menjagai kuburanNya-itu.
Hal ini terjadi, karena Jesus pernah mengatakan
bahwa pada hari ketiga Ia akan bangkit
hidup kembali diantara orang mati.

Bukti lain lagi, bahwa jika sekiranya yang disalib itu
bukan Jesus, tidaklah mungkin Ia dapat mengeluarkan
kata-kata yang penuh kasih sebagai aslinya tabiat
Jesus, misalnya: "Bapa ampunilah mereka sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat dan
kalimat: "Sudah Genap" (Tetelestai). Ini semua
membuktikan bahwa yang mati tersalib itu tidaklah
lain daripada Jesus Kristus sendiri.


Dengan demikian, maka sampailah saya kepada
kesimpulan yang meyakinkan bahwa
"yang disalib dan mati" seperti yang diwartakan
dalam Quran s. An Nisaa 157, tidaklah diragukan lagi,
ialah Jesus-sendiri, bukan orang lain, bukan
Jahuza, juga bukan Yudas. Karena kesaksian mata
dari 4 penulis Injil itu adalah cukup meyakinkan,
syah dan benar.


Kebangkitan Jesus diantara orang mati
-----------------------------------------------
Mengenai peristiwa kebangkitan Jesus dari
kemati- an-Nya, Al Quran tidak pernah menyangkal.

Menurut Qur'an, Muhammad menerima
wahyu tentang ucapan Jesus demikian:
"Selamatlah diriku ketika dilahirkan dan
ketika mati dan ketika berbangkit
kembali hidup." Q.s. Maryam 33). Teks aslinya.
'Wassalamu'ala yauma walidtu
wayauma amutu wa yauma ub'asyu hayya."
Dengan kata "ub'asyu hawa" (bangkit hidup kembali)
adalah merupakan kehidupan yang real—
nyata sesudah mengalami kematian (amutu)
yang real nyata --pula.

Dengan nats ini dapatlah meyakinkan saya,
bahwa Jesus memang telah mengalami
kematian yang real --nyata--meskipun
kematiannya disangkal di kayu salib dan
bangkit hidup kembali, (ub'asyu hawa).
Jesus hidup kembali pada hari ketiga diantara
orang mati secara real--nyata--kebangkitan badani
yang sudah dipermuliakan (Filipi 3:21),
yang dapat dilihat dan dijamah.
Kematian Jesus sama sekali tidak ada artinya,
jika tidak berkelanjutan dengan
Kebangkitan Hidup Kembali diantara orang mati.

Sekiranya Jesus yang disalibkan itu mati dan
terus mati memang adalah akan merupakan
satu pukulan yang hebat bagi iman Kristen,
karena Tuhan-nya telah mati. Dan pastilah agama
Kristen tidak akan dapat berdiri teguh sampai saat ini,
karena memang sudah tidak ada harapan apa
yang dapat diharapkan bagi keselamatan para
pengikutnya di alam sorgawi.
Kalau Jesus itu mati dan terus mati, dan sekarangpun
ada kuburannya untuk apa iman orang Kristen
berTuhan-kan orang mati. Untuk apa orang Kristen
dibaptiskan atas nama orang mati.
Untuk apa orang Kristen meminta syafaat kepada
orang mati. Dan malah tidak masuk akal, kalau
sekarang orang-orang Kristen, menjadikan
orang mati menjadi juruselamatnya, sedangkan
simati sendiri tidak selamat, dia didalam kubur.

Tetapi karena kasih Allah, bahwa Jesus
disalibkan bukan mati untuk mati, melainkan
mati untuk hidup kembali, dan memang hidup
selama-lamanya kekal hingga pada kesudahan alam.

Kebangkitan Jesus, Hidup kembali diantara orang mati,
bukanlah dalam khayalan, tetapi memang dalam
kenyataan yang dapat dilihat dan disaksikan
oleh banyak orang. Kematian dan kebangkitan Jesus,
adalah merupakan inti dari kesaksian iman
Gereja sedunia. Kita sekarang memiliki iman yang
penuh pengharapan. Kita mempunyai Juruselamat
yang hidup selama-lamanya hingga pada kesudahan
alam. Kita memiliki iman yang berdasarkan kasih.
Kita sudah menjadi waris penerima janji-janji Allah
bersama-sama dengan Kristus.
Menderita bersama, juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia. (Roma 8 : 17).


Karena itu yakinlah, bahwa kita sebagai
pengikut Kristus akan dibangkitkan dari
segala jenis kematian: = Kita akan dibangkitkan
dari kematian bahagia rumah tangga.

= Kita akan dibangkitkan dari kematian
rezeki nafkah hidup dari hari ke hari.

= Kita akan dibangkitkan dari kematian hati
yang lemah dan rusuh.

= Kita akan dibangkitkan dari kematian
iman yang sudah suam.

= Kita akan dibangkitkan dari kematian kasih.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian segala
rupa hal ihwal yang mencekam jiwa, dari segala
kekuatiran, dari segala penderitaan hidup,
segala penderitaan sakit penyakit, dan lain-lain.

Makna Salib Kristus bagi kita.
-------------------------------------
Rasul Petrus menuliskan ilhamnya sebagai berikut:

"Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukul karena kamu berbuat dosa?
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih
karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristuspun telah menderita untuk kamu,
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejakNya. Ia tidak berbuat dosa,
dan tidak ada tipu dalam mulutNya. Ketika la
dicaci-maki. Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika ia menderita.
Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkan kepada Dia yang menghakimi
dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita
didalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu
telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat
seperti domba, tetapi sekarang kamu telah
kembali kepada gembala
pemelihara jiwamu." (1 Petrus 2: 12 - 25).

Salib yang dihubungkan dengan pribadi Jesus,
adalah merupakan puncak kesengsaraan-Nya.

Mati di kayu salib, bukanlah hal yang
diidamidamkan, meskipun hal itu sesuai
dengan takdir rencana Allah. Karena masalah
sengsara Jesus ini sudah dinubuatkan
dalam Kitab Nabi Yesaya 53:1-12. Dan Jesus
sendiri telah menginsyafi bahwa nubuat itu
akan tergenapi diatas pribadinya sebagai
Hamba Allah yang dimaksudkan oleh nubuatan itu.
Itulah sebabnya Jesus mengatakan disaat
menghadapi saat sengsara ini, kepada seseorang
yang menyertai Jesus yang bersikap untuk
mengadakan perlawanan, Ia berkata:
"Masukkan pedang itu kembali kedalam sarungnya,
sebab barang siapa menggunakan pedang akan
binasa oleh pedang. Atau kau sangka bahwa Aku
tidak dapat berseru kepada Bapaku supaya Ia segera
mengirim lebih dari dua belas pasukan
malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimana
akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci,
yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian?"
(Matius 26:52-54).

Jesus dihukum salib oleh penguasa--Imam--
Yahudi, bukanlah disebabkan Dia
melakukan sesuatu Kejahatan berbuat dosa
melanggar Hukum Taurat.
Dia dihukum oleh penguasa-penguasa imam
Yahudi, karena pengajaranNya menyelamatkan
umat manusia dari kuasa dosa, juga karena Ia
menyungguhkan (claim) diri-Nya Anak Allah,
Mesias, Tuhan Juruselamat.

Dari keterangan diatas maka dapatlah disimpulkan
bahwa lambang salib, adalah mengingatkan
kepada kita setiap penganut Kristen,
bahwa Jesus menderita dan telah menjadi
korban mati sengsara- di kayu salib, karena
da'wah-Nya untuk menyelamatkan kita
semua dari penguasa dosa,
agar kita mendapatkan hak
hidup yang kekal di alam sorgawi.

Jesus naik ke sorga (mikraj)
----------------------------------
Kenaikan Jesus ke sorga (mikraj) disaksikan
oleh kesebelas murid-muridNya diluar
kota dekat Betani. (Lukas 24: 50) Mengenai
peristiwa kenaikan Jesus ke sorga (mikraj) ini tidak
ada sanggahan Quran, malah ditunjang dengan
adanya ayat Quran s.Ali Imran 55 yang
antara lain mengatakan: 'Idz qalallahu ya
'Isa inni mutawaffika wa rafi'uka..''
(Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya Isa bahwasanya
Aku mewafatkan engkau, dan
mengangkat engkau kepadaku ......)

Dalam peristiwa kenaikan Jesus ke sorga ini
ada dua masalah yang perlu kita catat:
1. Amanat Jesus kepada murid-muridNya,
bahwa juga kepada kita sekalian yang menjadi
pengikut-pengikut Kristus dewasa ini, yaitu :

a. Pergilah ke segenap penjuru dunia ini, beritakan
Injil Keselamatan, menjadikan
semua orang jadi murid Jesus;

b. Membaptiskan mereka atas nama Allah
Tritunggal: Bapa dan Anak dan Rohulkudus.

c. Mengajar mereka dengan apa yang diajarkan
Jesus, yaitu Kristus khususnya, dan
Alkitab pada umumnya.

2. Janji Jesus, akan memberikan Kuasa
Rohulkudus kepada murid-muridNya,
yang juga berarti kepada kita sekalian yang
menjadi murid-muridNya atau pengikut-pengikut
Kristus dewasa ini, untuk bersaksi bagi ke
kebenaran Jesus Anak Allah, firman Yang Hidup,
dan menyertai kita sekalian untuk selama-lamanya,
hingga pada kesudahan alam.

Kedatangan Jesus untuk kedua kalinya.
------------------------------------------------
Kedatangan Jesus untuk yang kedua kali menjadi
hakim yang adil, menghakimi yang hidup dan
yang mati diberitakan dalam Kisah para
Rasul 1: 11 dan Wahyu 20: 11-15.
Kedatangan Jesus pada akhir zaman ini untuk
menjadi hakim yang adil itu, pun menjadi
kepercayaan bagi umat Islam pada umumnya,
karena dalam beberapa hadits Bukhari dan Muslim,
masalah ini ada diberitakan. Antara lain dapat
dicatat sebagai berikut:

1. Hadits Bukhari dari Abu Hurairah, Jilid ll, hal 256:
"Kaifa antum idzalabna Manyama fikum wa
imaamukum min kum." (Bagaiana halmu, apabila
Ibnu Maryam turun jadi imam daripada kamu.).

2. Hadits dari Musnad Imam Ahmad ibd.
Hambal,jilid 11--halaman 411 :
'Yu syiku min 'asya minkum an balqa
'Isa Ibna Maryama imama mahdiya wa
hakama 'adlan."
(Dari padamu akan bertemu dengan Isa ibnu
Maryam sebagai imam Mahdi dan Hakim yang adil).

3. Nabi Muhammad sendiri pernah bersumpah
untuk meyakinkan bahwa Isa Almasih ibnu
Maryam akan datang kembali untuk menjadi
Hakim yang Adil.

Muhammad berkata:
"Wallaha liyunzilna ibna Maryama hakuman 'adlan.
" (Demi Allah, sesungguhnya akan turun (datang)
putra Maryam selaku hakim yang adil).
(Hadits Muslim jilid I - Halaman 76)

Syarahan Hadits ini adalah mengkhabarkan
kedatangannya Isa Almasih untuk kedua kalinya
kelak (akhir zaman). Perkataan ''hakuman''
(menjadi hakim), mengisyaratkan bahwa
kedatangannya Isa Almasih Jesus Kristus) yang
kedua kali itu, tidaklah selaku
Nabi membawa risalah atau
syariat agama, dengan Quran ataupun
Alkitab (Taurat-lnjil), yang berlaku sekarang,
tetapi hanyalah ia turun menjadi Hakim antara
segala hakim-hakim umat ini, dengan kitab baru,
yang dinamakan "Kitab al-Hayat" (Wahyu 20:11-15).

Nats dari Hadits shahih Bukhari-Muslim diatas,
dapat dibanding dengan Alkitab, Roma 2 :16 yang
berbunyi demikian:
"Hal itu akan nampak pada hari, bilamana
Allah sesuai dengan Injil yang kuberitakan,
akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi
dalam hati manusia oleh Kristus Jesus,
" (Roma 2 :16). Karena itu tidak ada
alasan yang memberatkan
bagi saya untuk ragu-ragu menerima
Jesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku pribadi,
begitupun untuk me-nantikan kedatangan
Jesus Kristus yang kedua kali,
sebagai Hakim yang adil.

Keselarnatan menjadi Pengikut Kristus,
Quran telah bersaksi sebagai berikut:
"Idz qala'llahu ya 'Isa inni mutawaffika, wa raafi uka
ilayya wa muthahhiiruka minal ladzina kafaruu
wa yaa 'ilul ladzinat taba'uka fauqal
ladzina kafaruu ilaa yaumil giaamaht ...............':

(Ingatlah ketika Allah berkata:
"Ya Isa bahwasanya Aku mewafatkan engkau,
mengangkat engkau kepadaKu, membersihkan
engkau daripada orang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikut engkau diatas
daripada mereka yang tidak percaya hingga
hari kiamat."
Jelas, bahwa Quran tersebut bersaksi,
bahwa pengikut-pengikut Kristus terjamin
keselamatannya, dalam hal ini adalah Hidup Kekal
di alam sorgawi, sebagaimana
dikatakan oleh Jesus sendiri:

"Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataanKu dan percaya kepada Dia yang
mengutus Aku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan tidak turut
dihukum sebab ia sudah pindah dari dalam
maut ke dalam hidup." (Yohanes 5:24).
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku." (Johanes 14:6).

6. KEBENARAN ALKITAB

Sebagaimana diuraikan pada awal kesaksian ini,
bahwa mula pertama yang merangsang saya
untuk menyelidiki kebenaran Alkitab (Bible)
itu adalah disebabkan oleh salah satu ayat Quran,
yaitu s. Almaidah 68 yang mengatakan bahwa
Alkitab (Taurat dan Injil itu) adalah merupakan
Kitab yang benar bagi orang yang beragama
dalam kebenaran menurut kehendak Allah.
Ada beberapa ayat dalam Quran yang sering
dipergunakan oleh para Mubaligh Islam
dan termasuk juga oleh saya sendiri
tempo dulu dalam kedudukan saya sebagai
seorang mubaligh Islam, yang ditafsirkan
sebagai bukti bahwa'Alkitab (Taurat dan Injil)
itu telah dipalsukan, dirubah disana-sini
oleh tangan kotor-jahil manusia.

Secara teliti sekarang saya ingin mengerti yang
sebenarnya makna ayat-ayat Quran tersebut
secara wajar, sebagaimana juga halnya saya
ingin mengerti isi Alkitab yang sewajarnya.
Dengan penuh rasa kejujuran, saya coba memeriksa
kembali sampai di mana kebenarannya yang
dimaksudkan oleh ayat-ayat (nats) Quran itu.
Akhirnya dapatlah saya memberikan suatu
kesimpulan sebagai berikut:

1. Quran s. Al Baqarah 75.
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan
percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka merobahnya
setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui."
Pada umumnya orang-orang Muslim mengatakan
tafsirannya bahwa yang dimaksud "segolongan dari
mereka" (friqun minhum) itu, adalah ahli-kitab
(Yahudi/Nasrani) yang telah mengubah firman
Allah itu, dalam hal ini mereka artikan merubah
teks Taurat dan Injil (Alkitab-Bible).

Dalam penyelidikan saya, pengertiannya ayat
Quran s. Baqarah 75 ini tidaklah demikian.
Yang dimaksudkan "segolongan dari mereka" itu,
ialah orang-orang Islam itu sendiri yang
berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani,
kemudian mereka (segolongan ini) kembali menolak.
Islam setelah mereka mengetahui apa sebenarnya
ajaran Muhammad itu. Oleh Quran, mereka
dituduh merubah makna--penafsirannya--
Quran itu sendiri, jadi bukanlah Al-kitab
(Taurat/lnjil). Hal ini jelas dapat difahami
akan pengertian ayat
tersebut yang mengatakan: "..apakah kamu
(maksudnya: Muhammad), Masih mengharapkan
mereka akan percaya kepadamu". "Kamu"
atau "kepadamu" disini, jelas dimaksudkan adalah
Muhammad. Tetapi kemudian mereka
(orang-orang Yahudi/Nasrani) yang tadinya
sudah mengaku percaya akan kenabian
Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari Islam,
lalu mereka dituduh merubah pengertian--
pendengaran--ayat firman Allah
(dalam hal ini adalah Quran itu sendiri)
yang selanjutnya juga mereka dituduh
orang-orang bodoh, pembual,
buta huruf dan sebagainya.
Yang jelas, bahwa ayat Quran ini sama
sekali tidak ditujukan kepada ahli kitab
(Yahudi/Nasrani) dan juga tidak mengatakan
Alkitab (Taurat-lnjil) itu yang telah dirubah-rubah,
melainkan malah Quran itu sendiri.

2. Quran s. Al Baqarah 106.
"Apa saja ayat yang kami nasokh-kan (hapuskan)
atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya,
Kami datangkan yang lebih baik daripadanya
atau yang sebanding dengannya....".
Perkataan "ayat'' yang dimansokh-kan
(dihapuskan) dalam nats Quran s. Al Baqarah ini,
juga pada umumnya mereka artikan
"Alkitab/Taurat-lnjil". Tetapi dari beberapa
buku tafsir/terjemahan Quran
hampir sepakat mengatakan bahwa makna
"ayat yang yang dimansokh-kan/dihapuskan"
disini pengertiannya adalah bahwa ada beberapa
ayat Quran itu sendiri yang telah di hapus
hukumnya. Bahkan menurut buku At
Tadjdid fil Islam mengatakan bahwa sedikitnya
5 sampai 500 ayat-ayat dalam Quran itu telah
mansokh. Ada juga yang berpendapat
bahwa- makna "ayat yang dimansokh-kan" itu, adalah
mengenai ke-mukjizat-an Muhammad artinya
bahwa Muhammad sebagai nabi dan rasul
menerima wahyu Allah sudah tidak mendapat
kuasa Allah bermukjizat sebagaimana
halnya para nabi-nabi sebelumnya,
seperti Musa dan Isa Almasih.

Jadi jelaslah pula bahwa maksud nats Quran s.
Al Baqarah 106 inipun tidaklah pula kena-mengena
untuk menjadi dalil menolak kebenaran
kehadirannya Alkitab sebagai Kitab Ilahi
yang menjadi dasar kebenaran bagi
setiap orang untuk beragama yang benar.

3. Quran s. Al Maidah 13.
"......karena mereka melanggar janjinya, Kami
kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka
keras membatu. Mereka suka merubah perkataan
(firman) Allah dari tempatnya dan mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diperingatkan dengannya,
dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit diantara
mereka yang tidak ber-khianat''
Perkataan "mereka" dalam Quran s. Al-Maidah 13
ini biasanya mereka sengaja tambahkan dalam tanda
kurung: (Ahli Kitab) atau (Yahudi/Nasrani)
dan hapuskan sedangkan makna kalimat:
"Mereka suka.merubah perkataan (firman) Allah
dari tempatnya ...." mereka artikan Alkitab atau
Taurat/lnjil itu sudah ditukar-tukar dan
dihapuskan /dirubah kebenarannya.

Padahal yang sebenarnya, ayat inipun sama
halnya dengan Quran s. Al Baqarah 75
adalah juga ditujukan kepada orang-orang Islam
pengikut Muhammad sendiri dimana hidup-nya
Muhammad itu sendiri, yang tadinya memang
berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani,
berbalik kembali pada agamanya semula
(menolak Islam). Oleh Quran, mereka
dituduh ber-khianat merubah-rubah firman Allah,
dalam hal ini adalah Quran itu sendiri.
Mereka menolak kebenaran Islam, sesudah mereka
mengetahui ajaran Muhammad yang sebenarnya.
Hal ini dapat dibaca dari seluruh hubungan
ayat Quran ini mulai ayat 7 s/d 13.
Jadi jelaslah pula, bahwa ayat Quran s. Al Maidah
13 ini pun tidaklah dapat dijadikan dalil untuk
menolak kebenaran Alkitab.

Masih banyak nats-nats Al-Quran yang senada
dengan contoh di atas yang tadinya diartikan
sebagai menolak kebenaran Alkitab itu,
saya coba memahaminya secara jujur maka dapatlah
saya meyakinkan, bahwa tidak ada satu
ayatpun dalam Quran yang secara tegas
mengatakan bahwa Alkitab (Taurat dan Injil)
itu telah dipalsukan, dirubah dan lain-lain
dari kebenaran aslinya.
Pada akhirnya dapatlah saya menyimpulkan,
bahwa apa yang Quran katakan dalam surat
Al Maidah 68, s. Al Baqarah 62, Qus. As Sajadah
23, dan lain-lain yang telah saya kemukakan
terdahulu dalam ke-saksian ini, memang benar
dan meyakinkan bahwa Alkitab (Taurat-lnjil) itu
adalah merupakan kebenaran bagi setiap orang
yang mau ber-agama dalam kebenaran sesuai
dengan kehendak Allah.

7. BERGUMUL DENGAN PENGARUH LINGKUNGAN

Meskipun saya sudah begitu mantap dan
yakin akan kebenaran ini, dan siap sedia untuk
menerima Tuhan Jesus,
sebagai Juruselamat pribadi-ku,
namun saya belum juga dibaptiskan secara
wajarnya, karena adanya pengaruh
lingkungan yang merupakan batu sandungan.
Rasa takut dan khawatir menghantui.

Pengalaman saya dewasa ini menunjukkan
bahwa memang banyak orang yang pernah
menyatakan ke- inginannya untuk menerima
Tuhan Jesus sebagai Juruselamat pribadi mereka,
namun mereka sering terbentur kepada pengaruh
lingkungannya, mungkin karena segan atau takut
dengan orang tuanya, kadangkala juga takut dengan
majikannya kalau-kalau ia nantinya diberhentikan.
Ada juga yang terbentur kepada hubungan
bakal isteri yang belum mau menerima
Jesus bersama-sama, dan lain-lain masih
banyak macam ragamnya batu sandungan yang
menyebabkan seseorang tersandung menerima
Jesus bertahta didalam hatinya.

Pengaruh lingkungan,yang menakutkan dan
mengkhawatirkan ini, memang sudah di aba-abakan
oleh Jesus sendiri, sebagaimana diutarakannya
dalam Injil Matius 10:34-36. Penderitaan yang
mungkin akan diterima oleh setiap orang yang
ingin menjadi pengikut Kristus, misalnya akan
dibenci oleh ibu bapa; akan terputusnya hubungan
keluarga, bahkan sampai kepada terancamnya jiwa
sendiri. Tetapi bagi mereka yang berbulat hati
tanpa ragu menerima Jesus bertakhta dihatinya,
kekhawatiran demikian sarna sekali tidak perlu ada.
Setiap kekhawatiran itu pasti akan teratasi oleh
pertolongan Tuhan sendiri. Pengaruh lingkungan
demikian, memang saya alami sendiri.
Namun Tuhan, selalu membuka jalan.

Dalam tahun 1962 hingga 1964 itu,
saya masih saja melakukan ibadah kembar,
yaitu bersembahyang secara Islam dan ke
Mesjid setiap hari Jumat, juga pergi ke
Gereja setiap hari Minggu, dan hari Sabtu ke
Gereja Advent.
Kepergian saya ke Gereja waktu itu,
belumlah merupakan suatu keyakinan,
tetapi lebih banyak hanya merupakan
penyelidikan kebenaran. Karena saya sering
membaca uraian-uraian pihak non-Kristen yang
mengatakan bahwa di Gereja itu adalah ibadah
menyembah berhala, seperti patung-patung dan
lain-lain. Karena itu saya pergi ke semua
Gereja yang ada disekitar Jakarta ini
berganti-ganti setiap minggu, bahkan sering saya
lakukan dalam satu hari Minggu itu saya
kunjungi dua atau tiga Gereja untuk membuktikan
apa benar ada penyembahan berhala berupa:
patung-patung atau benda-benda lainnya.

Akhirnya dapatlah saya berkesimpulan dan
membuktikan bahwa sangkaan saya itu sama
sekali tidak benar. Karena setiap Gereja yang saya
kunjungi, sama sekali tidak pernah ada penyembahan
demikian.Maka sejak tahun 1964, memang roh-jiwa
saya telah dipenuhi oleh Roh panggilan Tuhan,
yaitu Roh Kebenaran atau Rohulkudus.
Karenanya pada saat itu dengan begitu mantap saya
sudah dapat menerima Jesus sebagai Juruselamat
pribadi saya. Namun masih ada kelemahannya,
yaitu saya belum berani menyatakan diri pribadi saya
secara terbuka. Saya masih merahasiakan ke
Kristenan saya. Saya sudah pergi ke Gereja GKI.
Kwitang untuk yang pertama kalinya meminta
supaya saya dibaptiskan secara rahasia, karena
saya tidak ingin diketahui oleh keluarga,
antara lain oleh isteri saya sendiri.

Saya tidak tahu persis siapa petugas Gereja waktu itu.
Namun permintaan saya yang istimewa ini ditolak
dengan alasan bahwa tidak ada
pembaptisan secara rahasia.Beberapa minggu
kemudian, dengan maksud yang sama saya
pergi juga menemui pendeta J. Sapulete,
Gereja Bethel Jatinegara. Saya segera akan dapat
dibaptiskan, asalkan saja saya membawa 2 atau
3 orang saksi tetangga orang-orang seiman
Kristen, yang akan dapat mengawas dan
memimpin agar saya dapat hidup benar-benar
secara Kristen. Syarat ini tentu saja tidak dapat saya
terima, karena saya masih belum dapat
menyatakan dari saya sebagai seorang Kristen
secara terbuka. Hal ini adalah disebabkan
pengaruh lingkungan, terutama sekali keluarga
rumah tangga sendiri, yang tadinya saya kirakan
akan menimbulkan reaksi penentangan atau
pemutusan keluarga dan lain-lain. Saya takut
membicarakan ke-Kristen-an ini kepada isteri saya,
karena saya menduga akan menimbulkan
kericuhan rumah tangga.
Saya takut mengajak isteri saya pergi ke Gereja,
sebab kalau-kalau saya dibalasnya mengajak saya
ke Penghulu untuk bercerai. Saya takut jika
dihadapkan kepada perceraian itu. Karena
itulah saya ingin menerima Jesus Kristus ini
hanya secara diam-diam saja.

Namun jiwa saya memang sudah tidak berubah lagi.
Saya tidak ragu menerima Jesus Kristus.
Saya tidaklah lagi beribadah secara kembar,
melainkan sudah manunggal hanya ke Gereja saja.
Tetapi saya masih ada rasa takut dan khawatir
reaksi keluarga. Saya sudah tidak tahu pasti
bagaimana caranya, untuk mengatasi kesulitan ini.
Juga saya tidak pernah datang kepada siapapun
juga untuk meminta nasehat atau pandangan
dalam hal ini. Pergumulan saya waktu itu benar-benar
terasa sekali beratnya.

Tetapi Tuhan untuk- kesekian kalinya membuka
jalan menolong memecahkan pergurmulan saya ini.
Kalau tadinya saya menduga bahwa kalau saya berbicara
dengan isteri saya untuk berpindah agama dari
Islam ke Kristen ini, pastilah akan menimbulkan
reaksi tantangan, maka Tuhan malah melalui isteri
saya itu sendiri pintu kebenaran ini dibukakan.
Kepada isteri saya diberikan suatu penglihatan
kedamaian melalui terangnya dan indahnya
pohon natal yang pada waktu itu sedang berkelap-kelip
di banyak rumah keluarga Kristen. Terlintas di dalam
hatinya betapa indahnya kehidupan didalam keluarga
Kristen yang ia dapat rasakan kedamaian dalam
lagu-lagu Natal yang syahdu dan terang cemerlang
natal yang menggambarkan kehidupan cerah setiap
keluarga Kristen.Untuk menyatakan rasa hatinya itu,
isteri saya beserta seorang anak saya yang
perempuan datang kepada saya, menyatakan
keinginannya untuk menjadi seorang Kristen
dalam keluarga Kristen.Kesempatan ini,
tentu saja tidak akan saya abaikan.
Karena itu besok paginya tepat hari Natal,
saya datang menemui Bapak Pdt. J.
Sapulete untuk kedua kalinya, dengan
menyatakan bahwa kami sekeluarga ingin
dibaptiskan untuk menerima Tuhan Jesus.
Permintaan saya sekali ini, benar-benar berjalan
dengan lancar dan kami sekeluarga dibaptiskan
pada tanggal 26 Desember 1969 oleh Bapak Pdt. J. Sapulete,
di Gereja Bethel Jemaat GPIB. Koinonia Jatinegara,
yaitu saya beserta isteri dengan 7 anak.
Seorang anak lagi menyusul seminggu kemudian.
Rupanya anak saya yang laki-laki inipun sebenarnya
juga sudah sering ke Gereja, tetapi secara
sembunyi-sembunyi pula takut diketahui oleh ayahnya.
Dan saya ke Gereja takut diketahui oleh anak-anak
dan isteri saya. Jadi kami ke Gereja saling
umpet-umpetan rupanya.
Puji Tuhan, karena akhirnya memang seluruhnya
menjadi pengikut Kristus, menerima dan menempatkan
Jesus Kristus bertahta dihati kami masing-masing.

Berkat yang berkelimpahan.
----------------------------------
Sesudah saya dan keluarga dibaptiskan
26 Desember 1969, suasana rumah tangga kami
terasa sekali perubahannya yang menggembirakan
dan penuh sukacita. Banyak berkat yang kami
terima dan rasakan berupa perubahan-perubahan
hidup dan kehidupan.

Rasul Paulus mengatakan:
"Jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17 ).
Apabila seseorang menerima Jesus Kristus
sebagai Juruseiamatnya, maka Allah membuat
suatu perubahan dalam hidupnya. Sifat Kristus
dimasukkan kedalam dirinya.
Alkitab berkata: "Kamu ada bagian
didalam sifat llahi". Sifat yang baru ini menghasilkan
kesukaan yang baru, keinginan yang baru,
ketidak sukaan yang baru, kasih yang baru.
Hal-hal yang dulu seseorang sayangi, sekarang ia benci,
dan hal-hal yang dulu ia benci, sekarang ia sayangi.
Kehidupannya telah berubah. Perubahan ini nampak
juga pada kehidupan secara lahiriah bagi seseorang,
dan akan diperlihatkan kepada orang-orang
sekitarnya. Seluruh pandangannya akan di'ubah,
dan hal ini akan membawa perubahan dalam
kata-kata dan apa yang diucapkan dan
dibicarakannya. Sungguh ajaib !

Perubahan-perubahan ini memang saya
alami dan rasakan seluruhnya dalam hidup dan
kehidupan kami sekeluarga dalam waktu sangat
singkat sekali. Tabeat pemarah menjadi hilang dan
berangsur ganti dengan kasih. Kehidupan rohani dapat
kami rasakan kelegaan dan rasa damai bahagia.
Perasaan bimbang dan ragu sudah tidak ada lagi.
Jiwa kami sungguh-sungguh merasa mantap dan
penuh dengan kesuka-citaan. Begitupun kehidupan
jasmani kami mengalami perubahan yang sangat
nyata berupa berkat-berkat kelimpahan.

Pengalaman ini membuktikan kebenaran janji janji
Allah yang disampaikan oleh Jesus Kristus.
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan
minum. Barangsiapa yang percaya kepadaKu,
seperti yang dikatakan oleh kitab Suci:
"Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran
air hidup." (Yohanes 7:37-3 Cool
Jesus berkata:
"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,
dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
'' (Yohanes 10:10b).

Tetapi perubahan hidup rumah tangga kami
yang begitu nyata dan cepat inipun menjadi fitnah.
Tetangga-tetangga kami bahkan keluarga kami
sendiri mengira, kami mendapat bantuan dari
Gereja sebagai imbalan kami menjadi Kristen.
Sering orang sampaikan ketelinga kami pameo
orang yang mengatakan: "Kalau ingin kaya mendadak,
turuti sikap Pak Ambrie tuh, jadi orang Kristen,
nanti akan menerima sokongan Gereja jutaan rupiah"
dan lain-lain.
Hal ini mereka sangka bahwa perubahan hidup
kami yang berkelimpahan itu adalah semata-mata
dikarenakan pemberian Gereja, sebagai imbalan
karena menjadi seorang Kristen. Tidak! Sama sekali
tidak! Satu senpun kami tidak pernah menerima
bantuan dari Gereja ataupun dari seseorang pribadi
sebagai imbalan pembujukan untuk menerima
Kristus, baik berupa uang, maupun berupa materi
lainnya atau janji-janji pekerjaaan dan lain-lain.
Benar-benar perubahan hidup kami yang
berkelimpahan waktu itu, adalah semata-mata
karena berkat kemurahan Tuhan, yang memang
sudah dijanjikan bahwa kepada yang percaya akan
diberikan segala kelimpahan.

~Penutup dalam injil Yohanes 13:13
13:13
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan,
dan katamu itu tepat,
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.


~Cooollll...... ^_*

~Carilah Dia dengan sungguh-sungguh...

1 comments:

syukrani says:

Thanks sudi menjawab.

Saya jadi keliru dengan jawaban kamu. seolah-olah jawaban kamu menunjuk kesilapan kamu.

Kamu menyatakan "Dia mikraj berjumpa dengan ALLAH"

Lepas tu kamu mendakwa " YEsus adlah jelmaan ALLAH"

Apa mungkin, saya berjumpa kamu, kemudian saya menjadi kamu?

Pelik sekali ilmu ketauhidan kamu.

Sekejap cakap Isa anak tuhan, sekejap cakap Isa jelmaan tuhan. Apa benar kamu ini memutar belit pemikiran kamu. Apa jawaban kamu sebenarnya? Kalau inilah jawaban kamu. Mustahil untuk saya menerima ajaran kamu. Kerana terang bederang ia tidak logik di dalam pemikiran saya.

TUHAN YANG ESA. ADALAH ALLAH. ISA ADALAH UTUSAN ALLAH.

Di ajar dalam Islam, setiap firman ALLAH akan disampai oleh Rasulnya. Isa itu Rasul. Maka ia dicatatkan dalam Al Kitab Injil. SEperti muhammad juga, Firman ALLAH yang dipengantar olehnya akan dicatatkan sebagai Al QUran.

Baiklah...sebaiknya kamu menjawab dengan pemikiranmu, jangan kamu jawab dengan tulisan orang-orang lain. Nyata ia tidak membuktikan pemahaman dirimu tapi hanya men copy paste. Ia beerti kamu tidak menjawab pertanyaan saya dengan hatimu. Tapi dengan copy paste dari orang-orang lain.

Sungguh, saya ingin bertanya dari hatimu. Bukan dari copy paste orang lain...

Jawablah dengan pemahamanmu...
Moga ALLAH membuka kedua pekung dada kita , dan ditunjukkannya kita jalan yang LURUS, jalan yang makrifatnya.